Multiverse itu Beneran Ada Nggak, Sih?

Apa jadinya kalau kamu ada dua? Bukan maksudnya kembar, ya, tapi … kamu ada dua karena ketemu sama dirimu sendiri yang berasal dari universe atau semesta lain!

Nah loh … kok agak seram gitu sih? Yup, mungkin ini juga yang jadi alasan kenapa Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) sempat dikira film horor pas trailernya baru rilis.

Seperti yang ditulis oleh Max Tegmark, seorang fisikawan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam bukunya Our Mathematical Universe (2014), seluruh alam semesta kita mungkin cuma terdiri dari elemen, atom, atau kepulauan kosmik yang nggak ada ujungnya.

Lalu, kepercayaan bahwa alam semesta nggak ada ujungnya ini memunculkan istilah multiverse, di mana alam semesta kita seakan-akan punya kembaran, nih. Kembarannya biasa dikenal dengan alam semesta paralel, atau alam semesta lain yang berjalan berdampingan sama alam semesta kita.

Melansir dari New Scientist, multiverse pertama kali diperkenalkan oleh Hugh Everett III, fisikawan asal Amerika. Nah, ada ceritanya nih dibalik kemunculan si multiverse ini.

Jadi ….

Suatu sore di tahun 1954, Hugh lagi asik nongkrong sama teman-temennya di aula Princeton University. Pada saat itu, Hugh merupakan mahasiswa pascasarjana yang lagi sibuk mikirin tema buat tesisnya.

Pas lagi asik ngobrol, tiba-tiba dia kepikiran sama ide bahwa efek kuantum bisa menyebabkan alam semesta terus-menerus terbelah, sampai akhirnya membentuk alam semesta lain. Ide tersebut kemudian dia kembangkan jadi tesisnya dan teorinya bertahan sampai sekarang.

Menurut tesisnya, kita hidup di multiverse dari alam semesta yang nggak terhitung jumlahnya. Multiverse ini penuh dengan salinan dari dirimu, bukan kembaran, tapi memang dirimu dalam versi yang lain.

Apalagi mengingat alam semesta itu luas banget. Sampai sekarang pun, nggak ada yang tahu di mana ujung alam semesta. Rasanya banyak misteri tentang alam semesta yang masih belum terpecahkan.

Konsep multiverse ini muncul di beberapa bidang fisika dan filsafat. Melansir dari Live Science, contoh yang paling menonjol mengenai multiverse ini berasal dari teori yang bernama Inflation Theory atau teori Inflasi.

Menurut NASA (National Aeronautics and Space Administration), teori Inflasi menggambarkan peristiwa hipotesis yang terjadi pada alam semesta kita pas pertama kali terbentuk. Teori ini dibuat oleh Alan Guth, Andrei Linde, Paul Steinhardt, dan Andy Albrecht. Menurut teori ini, dalam waktu singkat, alam semesta kita mengalami periode ekspansi dan berkembang dengan sangat cepat.

Teori Inflasi ini dikembangkan sekitar tahun 1980-an buat menjawab teka-teki yang ada dari teori Big Bang, di mana alam semesta kita mengembang secara relatif dan bertahap sepanjang sejarahnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *